Tips ini diperuntukkan buat teman-teman peternak yang memelihara anak ayam skala rumahan, dengan doc didapatkan dari hasil eraman induknya, ya. Jadi, harap maklum.
Dalam memisahkan anak ayam yang baru saja menetas, memang ada sedikit rasa tidak enak. Perasaan seakan begitu ego. Memisahkan. Kata memisahkan ini tentu saja begitu ganas bawaannya. Namun demi keselamatan anak ayam itu, peternak harus mengambil alih hak asuh tersebut, agar doc tumbuh lebih baik. Dan indukan pun cepat bertelur kembali.
Dan untuk memisahkan anak ayam dari induknya, peternak harusnya memperhatikan indukan juga supaya tidak stres dan merasa ia telah sia-sia mengeram. Karena tiba di hari menetasnya telur, ia hanya melihat anaknya sebentar.
Pemisahan secara paksa ini membuatnya merasa kehilangan. Terkadang indukan ayam tidak mau berhenti mengeram di tempat bertelur, padahal sudah tidak ada telur di sana.
Kenapa bisa begitu?
Sebab ia tidak pernah merasa membawa anaknya menginjak tanah. Mengais-ngais untuknya dan mendengar anaknya berciak.
Nah, untuk mengakali sifat stres itu, pemisahan tetap dilakukan secara paksa sebenarnya, tapi dengan cara lebih halus.
Misalnya, indukan mengerami telur sebanyak 12 butir. Menetas 11 butir, dan gagal 1 butir. Maka semua anak dan induk itu diturunkan dari tempat bertelur. Kemudian, yang 10 ekor disimpan di incubator doc. Satu ekor dibiarkan diasuh induknya, untuk sementara.
Jadi selama sehari, induk membawa anak yang tinggal satu itu keman-mana.
Dari situ, induk akan menghilangkan rasa mengeramnya. Dan mulai mengasuh anak tadi. Kemudian, di malam hari, anak ayam yang dirawat induknya tadi, kembali diculik. Dan dibawah tinggal bersama temannya yang 10 ekor.
Esok pagi, indukan kembali fresh. Sifat mengeram hilang. Dan, hidupnya kembali tidak memelihara anaknya.
Setelah itu, indukan hanya fokus memelihara diri. Dan tak lama kemudian ia bertelur kembali.
Semoga tips ini berguna. Dan sampai jumpa di artikel berikut: Inkubator doc untuk peternak skala rumahan
Posting Komentar
Posting Komentar