Menurut saya pribadi bagusan mesin tetas. Entah mengapa, selam ini saya membesarkan DOC dari keduanya, baik mesin maupun indukan, dan saya melihat bahwa anak ayam yang menetas dari mesin lebih sehat dan kuat. Walau begitu, tetap saja masing-masin ada kelebihan dan kekurangan.
Namun jika menggunakan mesin tetas untuk mengerami telur, saya bisa mendapatkan DOC dalam jumlah banyak dengan umur yang sama.Sebaliknya yang terjadi jika menggunakan indukan. Berikut ulasan mengenai kekurangan dan kelebihan keduanya.
Kelebihan menetas telur menggunakan mesin tetas
DOC yang menetas menggunakan mesin tetas memilki daya tahan tubuh yang terbilang lebih kuat. Dibanding DOC yang dierami induknya. Mungkin karena pengaruh suhu yang teratur pada saat pengeraman berlangsung.
Selain dari itu, DOC juga tidak mengalami fase penyesuaian diri dengan suhu di inkubator DOC. Alias DOC langsung sumringah di dalamnya. [hehhehe].
DOC juga tidak berciak-ciakan saat disimpan di inkubator DOC.
DOC dapat menetas dalam jumlah banyak di hari yang sama.
Kekurangan menggunakan Mesin tetas
Listrik harus memadai
Jika Anda berada satu server listrik dengan admin, menggunakan mesin tetas sedikit lebih ribet. Karena listrik terkadang down. Penurunan daya listrik tersebut akan membuat embrio telur mati. Jika kasusnya demikian peternak harus mengganti kontak listrik menggunakan genset.
Untung aja kalau mesin yang digunakan ada alarm. Jika tidak, ya terima aja, hanya embrio yang benar-benar kuat akan bertahan hidup.
Listrik juga kadang padam selama beberapa jam. Sumber panas yang digunakan ialah listrik, nah kalau tiba-tiba padam dan peternak tidak di rumah, DOC juga gagal menetas.
Kelembaban tidak terkontrol dengan benar
Kelembaban mesin juga harus benar-benar di kontrol. Sedikit saja kurang lembab, atau terlalu lembab, akan berpengaruh pada pertubuhan embrio. Andaikan kelembaban tidak pada titik yang seharusnya dan berlangsung lama, ya wassalam, DOC gagal menetas.
Pokoknya kalau mengggunakan mesin tetas, ya bawaannya kek peternaknya yang mengeram. [hehehe].
Kelebihan menggunakan indukan untuk mengahasilkan DOC
Peternak tinggal mengatur jumlah telur atau seberapa banyak yang bisa dierami si induk. Lepas itu, tinggal terima jadi. Tidak ada kontrol panas, dan lembab. Semuanya diatur oleh si induk.
Pokoknya peternak bisa santai dan menungu telur menetas. Namun, tetap ada kekurangan jika dibanding menggunakan mesin tetas.
Kekurangan menggunakan indukan mengerami telurnya
DOC yang lahir terbatas jumlahnya. Jika menggunakan mesin, sekali menetas bisa 100 ekor bahkan bisa lebih, tapi bila menggunakan indukan, butuh 12 ekor induk mengeram, baru bisa sama jumlahnya.
DOC juga lahirnya tidak bersamaan, sehingga membutuhkan tempat yang banyak. Beda jika menggunakan mesin tetas yang bisa menetaskan DOC dalam jumlah banyak dan di hari yang sama, tentu hanya membutuhkan satu tempat saja.
Singkatnya, jika menggunakan mesin tetas peternak akan repot pada saat pengeraman berlangsung, tapi jika menggunakan indukan untuk mengeram, peternak akan repot dalam mengurus DOC.
Ya, menjadi peternak memang kadang dilema, bagusan mana pakai mesin atau indukan. Admin juga dulu kek gitu, tapi lama kelamaan, ya terbiasa juga dengan kendala tersebut. Bila ada banyak telur dan ada pesanan DOC, ya admin pakai mesin tetas. Jika kandang DOC udah terisi semua, ya pakai indukan lagi.
Dan jika Anda tidak mau ribet, ya tinggal beli DOC aja. Langsung beres. Ya, toh? [hehehe].
Demikianlah ulasan mengenai bagusan mana menggunakan mesin atau indukan untuk mengerami telur kali ini. Dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.
Salam peternak Indonesia.
Posting Komentar
Posting Komentar