-->

3 Cara Manajemen Pakan Pada Ayam Kampung Agar Bisa Untung

Posting Komentar

 Untuk sukses budidaya ayam kampung tentu saja banyak hal yang perlu diperhatikan. Namun, terlalu banyak yang perlu diperhatikan akhirnya semuanya terbengkalai. Tapi, jangan khawatir tentang itu, inilah tujuannya saya menulis artikel ini, dan harapan saya agar Anda bisa memahaminya. 

Brikut tips mengatur pakan ayam kampung agar dapat tumbuh maksimal dan peternak dapat untung.

1. Pakan ful konsentrat

Peternak yang skala ratusan dan punya modal serta pangsa pasar yang jelas, sebaiknya beternak ayam kampung menggunakan pakan ful konsentrat.

Kenapa?

Alasannya, Anda punya modal ngapain ribet mengurus pakan? Tinggal beli kasih ke ayam, beres. Ya, toh?

Akan tetapi, penggunaan pakan ful konsentrat ini hanya bisa dilakukan jika pangsa pasar jelas. Misalnya, setiap ayam berumur tiga bulan ada agen yang bisa dan bersedia mengangkutnya. 

Hitungannya seperti ini:

Untuk per ekor ayam--jika manajemen pakan dan kandang serta lingkungan sesuai standar kelayakan yang dianjurkan--menghabiskan pakan sebanyak 2,1 kg ful konsentrat hingga ayam berumur tiga bulan dan memiliki bobot 9 ons sampai 1 kg up. 

Jika peternak sukses dengan pencapaian tersebut, ayam bisa dijual 35 ribu perekor atau 35 ribu perkilo.

Sudah terlihat bahawa peternak untung 4 ribu sampai 5 ribu perekor ayam. 

Agar bisa mencapai target di atas--menngunakan pakan 2,1 kg, per ayam memilki bobot 9 ons--Anda harus tahu jenis pakan atau konsentrat yang akan digunakan. Kedua; harus tahu menangani kandang, dan tahu menangani lingkungan. 

Sepertinya, hitungan itu mustahil, ya?

Kawan di dunia ini tidak ada lagi yang namanya kejadia-kejadian mustahil. Semua sudah nyata jika diupayakan. 

Ayam yang diternak dengan jumlah yang banyak akan lebih cepat tumbuh dan pakan yang dihabiskan jadi lebih irit jika dibanding dengan yama yang diternak dalam jumlah sedikit.

Contoh, ayam yang jumlahnya 100 ekor dari umur doc hingga 10 hari tidak akan menghabiskan pakan satu kilo gram konsentrat. Dari umur 10 hingga satu bulan, menghabiskan konsentrat sebanyak 10 kg. Dari umur sebulan hingga dua bulan, akan menhabiskan pakan 50 kg, dari umur dua bulan hingga panen menghabiskan pakan 150 kg. Total semua 211 kg.

Jika perkilo konsentrat dihargai senilai 10.000 perkilo, maka total modal pakan untuk 100 ekor ayam kampung ialah 2.110.000. Jika di umur tiga bulan bobot ayam rata-rata  1 kg, maka untuk 100 ekor ayam akan mencapai  100 kg. 

Andaikan per ayam dijual senilai 35.000 per kilogramnya, maka 100x35.000= 3.500.000

Hasil penjualan dikurang biaya produksi sama dengan total untung, 

DOC ayam unggul 1 juta 

Pakan 2.110.000

Perlengkapan kandang seperti obat nyamuk elektrik dan bohlam serta biaya listrik 100.000.

Total biaya produksi 3.210.000

Total biaya penjualan, 3.500.000

3.500.000-3.210.000 = 290.000

Itulah keuntungan yang didapatkan.

Minim sekali, ya?

Ya, mau gimana lagi emang segitu kenyataannya, kok.

Jika memang mau memaksimalkan keuntungan, nego DOC, nego pakan, perbaiki cara perawatan. Pasti bisa dapat lebih. 

Hitungan di atasa saya ambil dari hitungan tertinggi harga pakan dan DOC, dan saya mengambil harga jual dan bobot ayam rata-rata. Jadi masih bisa lebih dari itu, kalau tehnik beternaknya benar.  

Dan memang terlihat sedikit tapi kalau dikali 10 kali lipat yan banyak juga, kan? 

Seandainya ragu dengan hitungan di atas, bisa pakai cara kedua berikut:

2. Pemberian pakan campuran jagung giling dan konsentrat

Sebenarnya saya berada pada cara ini sekarang. [hehehe] Cara di atas sudah saya lakukan, tapi saya melihat pasar saya di kampung masih terlalu sepi, jadi saya ada kendala di penjualan. Mau kerja sama dengan agen pembeli ayam harganya pun begitu murah sehingga hitungan di atas tidak mencapai target. 

Sekedar info, ayam kampung di tempat saya, untuk per ekor ayam yang bobotnya rata-rata satu kilo per ekor aya ialah 25.000. Jadi kalau saya pakai cara pertama tadi say tekor.

Maklumlah, say tinggal di desa terpencil bagian Sulawesi Selatan

Maka dari itu, dari wal tadi saya jelaskan jika hendak menggunakan ful konsentrat, harus jelas pangsa pasarnya. Jika tidak ya tekor, kita kawang. [hehehhe, orang bugis pasti ngerti bahasa yang diitalik].

Baiklah fokus-fokus.

Untu 100 ekor ayam, menggunakan pakan campuran hitungannya bisa di simak di bawah ini:

DOC dari umur nol hingga satu bulan menghabiskan pakan 10 kg. Dari sebulan hingga dua bulan menhabiskan pakan 30 kg konsentrat dan 20 kg jagung giling halus. Dari dua bulan hingga tiga bulan, menghabiskan pakan 100 k jagung giling dan 50 kg konsentrat. Dari tiga bulan hingga empat bulan menghabiskan pakan 200 kg jagung giling halus. 

320 kg jagung giling halus = Rp1.600.000

80 kg konsentrat = Rp800.000

Listrik dan obat nyamuk elektrik Rp100.000

Karena pangsa pasar lemah, sebaiknya pakai model peternakan skala rumahan, tidak perlu beli DOC. Jadi hanya butuh pakan asal untuk indukan. Utuk mendapat seratus ekor anak ayam per bulan cukup punya indukan sebanyak 30 ekor. 

Untuk pakan indukan 30 ekor akan menghabiskan 60 kg per bulan = 300.000

Total = Rp2.800-000.

Jika seratus ayam dijual dengan harga 40.000 per ekor ayam = 4.000.000

Jadi total keuntungan yaitu, 1.200.000

Sedikit lebih banyak, sih.

Jika kebutuhan pasar tidak begitu ramai, jalan ini bisa dilakukan. Dengan catatan harus punya kandang umbaran. Ayam yang umur 3 bulan sebaiknya diumbar saja. 

Kenapa?

Supaya, ayam tumbuh normal dan tampak benar-benar ayam kampung umbaran. Pelanggan di pasar sepi biasanya suka ayam kampung yang diumbar. Mereka tidak suka dengan ayam yang kusut bulu. Apalagi gondol punggung.  Mereka menilai ayam dari segi visual, bukan bobot. 

Maka dari itu, selama sebulan pengumbaran dilakukan, akan menyempurnakan penampilan ayam. Baik dari segi bulu maupun daging.

Nah, ketika ayam menginjak bulan ke empat, memang sudah sepantasnya dihargai kurang lebih 40.000 per ekor. 

Jika hendak memaksimalkan pendapatan, pengumbaran bisa diperpanjang hingga ayam menginjak tujuh bulan. Ayam yang diumbar di atas umur empat bulan sudah bisa makan apa saja. Ful dedak iya, jagung tanpa giling iya. Pokoknya, yang penting adalah. 

Hanya saja ada yang perlu diperhatikan. Dan benar-benar harus.

Apa dia?

Vaksin.

Jangan lupa selalu memberikan vaksin pada ayam yang hendak diumbar. Atau pada saat ayam berumur tiga bulan. Ini demi sedikit memberikan pengaman bagi ternak Anda. Bukan berarti ayam yang divaksin tidak bisa mati, ya? Tapi, ini merupakan bentuk atau cara kita menangkal penyakit. Tentu saja Yang Mahakuasa-lah yang menentukan.

Nah, ketika ayam menginjak bulan ke delapan di kandang. Mungkin yang jantan sudah bisa dijual seharga 100.000 per ekor. Dan yang betina sudah bertelur, dan bisa dijual seharga 50.000 sampai 70.000 per ekor. 

Klau kayak gitu untung sudah pasti lebih banyak. 

Jika masih ragu dengan hitungan di atas berikut masih ada tip yang bisa diaplikasikan, tapi mungkin cara ini tidak bakal kepake. [HEHHE]

3. Ful jagung giling halus

Serius, saya juga sering mencoba, dan bahakan berulang kali. Dan saya sih melihat memang ada banyak kendala, hanya saja, modal tidak terlalu banyak keluar untuk pakan. 

Hanya saja kendalanya ada pada perawatan DOC. Pertumbuhan anak ayam terlalu lambat. Karena lambat rentang terserang penyakit. Jadi perlu perhatian lebih. 

Tips ketiga  ini dikhususkan bagi peternak yang memilki pangsa pasar yang terbilang sangat kecil. Oleh karenanya peternak bisa santai saja dalam penjualan.

Mungkin penjualan bisa dilakukan hanya sekali setahun, yakni pada bulan Ramadhan. 

Untuk 100 ekor ayam, dari doc hingga umur 6 bulan akan menghabiskan pakan 500 kg.

Pakan jagung giling  500 kg = 2.500.000

DOC juga harus produksi sendiri. Untu mendapatkan 100 ekor DOC per bulan peternak butuh 30 ekor indukan. Dengan pakan asala saja, sekita 300.000.  

Total pengeluaran 2.800.000

Jika dari seratus ayam dijual di harga 50.000 per ayam = 5.000.000

Total keuntungan: 2.200.000

Selama enam bulan loh, ya?

Sedikit?

Emang iya, tapi coba ternak lebih banyak lagi, atau tanam jagung sekalian, lalu beli mesin giling jagung. Pasti mantap.  

Namun, untuk sukses dengan metode ini, yang paling utama harus dilakuakn iyalah, vaksin. Jangan lup memberikan vaksin secara teratur pada ayam yang diumbar. 

Oh, iya metode ini juga memakai sistem semi umbara. Sama kek cara yang kedua tadi, yakin ayam diumbar ketika telah berumur 3 bulan ke atas. 

Cara ketiga ini paling mantapnya jika peternak menyetok satu ton jagung untuk operasional selam satu tahun.

Jadi masalah pakan bisa teratasi, dan DOC lancar setiap bualan. Dan, penjualan pun bisa dilakukan setiap satu kali setahun.

Baiklah semoga ulasan ini dapat membatu. Dan, sampai ketemu lagi di artikel selanjtnya.


Penelusuran terkait

Odi
Hai, selamat datang di blog pribadi saya. Di sini saya selalu memceritakan hal2 baru yang saya dapatkan dari beternak ayam. Jika ada pertanyaan silahkan email atau koment di postingan. Dan, jangan lupa berlangganan artikel, jika hendak mendapatkan update dari blog ini. Jadi setiap saya menulis artikel terbaru Anda akan mendapatkan notifikasi di imbox email Anda. Terima kasih.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter