Modal keyakinan ini sangat susah dikontrol. Kadang hari ini, yakin dengan cara yang ini, besok lain lagi. Kadang maunya kek gini, tapi besok lain lagi. Jika kasusnya seperti itu, berarti masih belum memilki keyakinan.
Untuk itu modal pertama yang harus dimilki peternak ialah modal keyakinan. Jadi sebaiknya, bangu modal yakin ini terlebih dahulu.
Cara untuk memilki modal keyakinan
Untuk memilki keyakinan, yang benar-benar meyakinkan, baik diri sendiri maupun orang lain, kita harus konsisten dengan langkah yang kita pilih. Apapun keluhan yang dihadapi di masa mendatang, kita harus tetap yakin, bahwa kita berada di garis yang tepat. Sekali pun itu terlihat salah di mata orang lain.
Selama mau maju, yakinlah, tidak ada langkah yang salah. Yang salah itu kalau tidak melangkah, tapi mau maju.
Jangan pernah menganggap bahwa jalan Anda memilih untuk menjalankan bisnis peternakan ayam kampung masih salah. Sekali lagi tidak ada yang salah di sini, hanya keadaan saja yang belum sepenuhnya mendukung.
Untuk sukses dalam beternak, jangan pernah menganggap modal itu hanya berupa materi. Materi adalah soal kedua. Modal yang benar-benar dibutuhkan untuk berbisnis ialah modal berpikir mendatangkan materi atau uang
Jadi jika Anda punya ide untuk mendatangkan modal, yakinlah untuk menjalankan ide tersebut dan lihat hasilnya, nati. Karena kesuksesan itu bukan urusan kita, urusan kita hanya berusaha. Penentu kesuksesan hanya Yang Maha Segalanya yang tahu.
Terkadang juga, kita sering merasa terlalu pandai memprediksi keadaan yang buruk-buruk ke depannya. Padahal bisnis ayam kampung tidak ada yang bisa diprediksi.
Belum apa-apa, sudah berani berpikir: bagaiman kalau ayamnya mati, bagaiman kalau ayamnya terserang penyakit.
Heiii, semua itu urusan Tuhan. Mati dan hidupnya ternak kita, semua menjadi urusan-Nya. Tidak perlu ditakutkan. Urusan kita hanya berusha. Berusaha agar ayam hidup sehat, berusaha agar ayam dapat tumbuh maksimal, berusaha agar serangan virus dapat dikendalikan.
Selama kita sudah berusaha yang terbaik, selanjutnya kita serahkan pada yang di Atas. Kerjakan dan berikan yang terbaik, yang menajadi kewajiban, dan serahkan hasilnya pada Yang Maha Menentukan.
Oke, saya rasa nasehat di atas sudah cukup untuk menumbuhkan keyakinan. Apapun itu Anda harus memiliki modal keyakinan yang berlapis baja, yang tidak mudah roboh atau dihancurkan oleh keadaan. Sekarang, mari melangkah ke pembahasan selanjutnya mengenai pengadaan modal.
Pengadaan modal
Di sini, saya tidak akan mengiringi cara mendapatkan modal dengan instan, dengan cara melakukan pinjaman. Tapi kalau Anda punya keyakinan untuk itu ya silahkan.
Namun, di sini saya akan menulis bagaimana caranya agar modal keyakinan yang Anda punya dapat bekerja dengan maksimal dan mengantarkan Anda menuju level berikutnya dari sekarang.
Untuk saat ini, jika Anda membaca tulisan ini karena bingung cara mengadakan modal, Anda berada di tempat yang tepat.
Saya juga yakin, jika Anda membaca tulisan ini, berarti Anda adalah seorang peternak, yang sebenarnya sudah punya banyak modal, hanya saja mungkin belum dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Pertama; saya yakin Anda sudah punya kandang. Kedua; saya yakin Anda sudah punya puluhan ayam. Ketiga, saya yakin Anda sudah punya banyak pengetahuan tentang ayam, baik cara merawat DOC hingga panen.
Ketiga point di atas sudah pasti, Anda milki, ya, toh?
Jadi apa tugas selanjutnya?
Anda hanya perlu memaksimalkan modal yang Anda punya.
Cara memaksimalkan modal dalam beternak ayam kampung
Jika seandainya punya modal sejumlah ayam yang bisa dipelihara untuk mendatangkan modal materi yang lebih besar ke depannya, fokuslah untuk itu.
Jangan ragu; bagaimana jika ke depannya ayam terserang penyakit. Hei, ingat Anda harus yakin. Anda punya modal keyakinan, toh?
Cara kita
Tarolah, kita punya 50 ekor ayam yang sudah berumur 2 bulan. Saya tahu dan sangat yakin, untuk membesarkan ayam sebanyak itu, hingga umur dua bulan, butuh modal sekurang-kurangnya satu juta rupiah.
Nah, di sinilah kesalah kita selalu berulang. Ketika ayam berumur 3 bulan kita sudah berencana untuk menjual ayam tersebut untuk diputar lagi atau untuk memelihara adik-adiknya.
Hei, inilah letak kesalahannya dalam membangun modal. Kita selalu berjalan di tempat, karena terlalu terobsesi dengan jumlah.
Padahal jumlah ayam itu tidak penting kalau modal materi tidak sesuai.
Jika 50 ekor ayam itu dijual di umur 3 bulan, otomatis sudah menghabiskan modal pakan sebanyak paling kurang 1 juta. Ya, kalau dijual di harga 30 ribu perekor, kita dapat untung 500 ribu. Memang terlihat lumayan, tapi itu tidak berguna untuk membangun modal.
Coba lihat, jika ayam 50 ekor itu dijual, dan kita dapat untung sebanyak 500 ribu. Keuntungan itu akan terpakai habis, paling butuh dua hari sudah habis.
Terus 1 juta sisanya kembali dibelikan pakan, untuk ayam pembesaran berikutnya.
Sampai di sini, sudah terlihat bahwa penghasilan selama tiga bulan merawat ayam, hanya 500 ribu. Itu terlalu kecil, kan.
Kita memang harusnya mensyukuri apa yang didapatkan, tapi untuk membangun bisnis, atau perusahaan peternakan, sepertinya tidak begitu caranya.
Balik lagi, jika pakan satu juta tadi diberikan pada ayam yang jumlahnya 50 ekor (generasi kedua), tiga bulan kedepan hanya dapat untung 500 ribu.
Satu tahun kemudian hanya ada tiga kali penjualan, Jadi kalau ditotal, pendapatan beternak selama satu tahun, hanya 1,5 juta. Itu pun semuanya sudah habis. Benar, tidak?
Coba lihat peternak yang memilki keyakinan dan jalan yang berbeda berikut.
Cara peternak sukses
Di awal mendirikan peternakan, peternak ini juga memulai peternakannya denga modal pakan satu juta. Dan jumlah ayamnya pun 50 ekor.
Karena merasa selalu jalan di tempat--sebelumnya juga melakukan metode sama seperti kita, tapi kali ini dia memilih jalan yang berbeda. Karena dia merasa cara sebelumnya hanya bisa jalan di tempat.
Oleh karena itu, dia memilih jalan yang lain, yang ia yakini dengan benar-benar yakin bahwa peternakannya akan sukses dengan cara terbaru itu.
Apa yang dia lakukan?
Peternak ini hanya fokus memelihara ayamnya yang 50 ekor, dengan modal pakan satu juta, hingga ayam tersebut berumur tiga bulan.
Pada saat ayamnya berumur tiga bulan pakan komersial yang digunakan pun telah habis, tapi dia melakukan penghematan dengan memberi pakan racikan, sisa dapur, dedak, jagung giling, dan lainnya. Pokoknya peternak ini hanya menggunakan pakan asal ada.
"Kenapa dia melakukan itu, kenapa dia tidak menjual ayamnya. Padahal kalau dijual sudah ada untung. Kenapa dan kenapa?"
Pertanyaan itu sampai ratusan kalai didengarnya, baik dari keluarga maupun orang lain di sekitarnya.
Akan tetapi, peternak ini yakin bahwa ia harus fokus dan berusaha merawat ayamnya, hingga masa penjualan yang ia targetkan tercapai. Pakan pun tidak begitu memberatkannya, karena ayam-ayamnya sudah bisa makan mkanan yang sifatnya tidak memiliki gizi lengkap. Atau asal ada. Toh, sudah besar juga.
Selain itu, ayam-ayamnya pun tidak mudah terserang penyakit karena memang telah besar. Dia hanya fokus menjaga lingkungan, agar ternaknya tidak terjangkit bakteri dan virus.
Peternak satu ini pun yakin bahwa, anak ayam lebih rentang terhadap serangan penyakit dibanding ayam dewasa. Jadi, dia tidak mau menjual ayamnya sebelum target modal tercapai. Karena menjual lalu membesarkan anak ayam yang berikutnya lebih beresiko kehilangan modal daripada membesarkan yang telah ada.
Nah, tujuh bulan kemudian, peternak ini punya 20 ekor betina dan 30 ekor jantan. Duapuluh ekor betina sudah bertelur, dan yang 30 ekor jantan pun sudah bisa kawin. Ditambah lagi, indukan dan pacekan yang ia miliki sebelumnya.
Apakah peternak ini sudah menjual sebagian ayamnya?
Belum.
Peternak ini yakin kalau yang jantan dijual pada saat itu hanya bisa dibanrol dengan haraga paling gede 70.000 rupiah per ekor. Sedangkan tujuannya ialah di tahun berikutnya dia sudah bisa punya modal 3 juta untuk dioperasikan.
Hampir satu tahun sudah umur ayam yang ia besarkan itu, dan dia belum pernah menetaskan telur lagi. Dia hanya fokus memelihara apa yang ada dan ia yakini.
Telur dari yang betina tidak pernah ditetaskan. Alasannya, tidak punya modal untuk membeli pakan komersial.
Karena peternak satu ini yakin, anak ayam hingga tiga bualan harus makan pakan komersial. Kalau tidak, percuma saja.
Menetaskan DOC berarti beban pakan pun bertambah, sementara dia tidak punya modal untuk itu. Modalnya sekarang hanya cukup membeli pakan murah atau mencari yang gratis untuk ayamnya yang telah dewasa
Alhasil, saat ayam yang dibesarkan tersebut telah berumur satu tahun, dia menjual yang jantan 30 ekor dangan harga 100.000 rupiah per ekor.
Dari penjualan, peternak ini berhasil menumbuhkan modalnya menjadi tiga juta dari yang sebelumnya hanya satu juta. Ditambah indukan sebanyak 25 ekor di kandang, dan da satu jantan.
Dengan modal tiga juta, peternak ini, di tahun kedua, dia berani membesarkan anak ayam sebanyak 150 ekor, dan rencananya akan kembali membesarkannya hingga ayam tersebut berumur satu tahun. Alasannya, target modal berikutnya atau di tahun ketiga ialah 10 juta.
Di akhir tahun kedua peternak ini kembali menjual ayam jantan sebanya 100 ekor dengan harga 100.000 rupiah per ekor. Dari hasil penjualan ia dapat menumbuhkan modal dari 3 juta menjadi 10.000.000 rupiah. Plus indukan 50 ekor dan 25 jantan.
Hanya butuh oprasi selama tiga tahun, peternak ini sudah punya modal lebih dari 20 juta, dan punya ratusan induk ayam yang produksi telur.
Di tahun keempat, atau awal tahun ke empat, karena merasa sudah punya modal dan pengalaman yang cukup, baru dia kembali ke jalur awalnya.
Membesarkan ayam dan menjualnya ketika sudah berumur tiga bulan. Saat itu dia pun sudah punya mesin tetas, selain jual ayam yang siap potong dia juga menjual telur beserta DOC.
Ya, beginilah kalau sudah punya modal dan pengalaman. Sekarang semuanya terasa begitu mudah.
Berbeda dengan peternakan kita, sampai puluhan tahun ke depan pun akan terus jalan di tempat kalau cara lama tidak segera diubah.
Kesimpulan
Untuk menjadi peternak sukses, setidaknya perlu tiga modal, yakni: modal keyakinan, modal kesabaran, dan modal materi (uang).
Dengan modal keyakinan, kita bisa yakin dan berani mengambil resiko.
Dengan modal kesabaran, kita bisa sabar dan teguh menjuju target yang ditentukan.
Dengan modal uang yang ada, kita bisa mengukur barapa banyak populasi yang bisa dikuasai.
Baiklah, terima kasih semoga ulasan ini dapat bermanfaat, dan pikiran untuk membangun modal dalam bisnis ayam kampung dapat terbuka. Assalamu alaikum, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.
Posting Komentar
Posting Komentar